Jumat, 18 November 2011

MEDIA PEMBELAJARAN DRAMA (BERMAIN PERAN)

PEMENTASAN DRAMA KELAS SISWA-SISWA SMP NEGERI 33 KOTA BANDUNG

 
TEATER ADIMALIA KELAS 8C                              TEATER PPT KELAS 8A

 
TEATER PRINCE KELAS 8A                                     TEATER BRADACIL KELAS 8C

Kamis, 17 November 2011

Berita

Let’s speak English

Okay, why are you say if the English lesson is so difficult ??? and I know your trouble, and make it special and fun. The first I want to tell their opinion about the English lesson, My teacher’s opinion are MR. Ridwan Nurpalah,S.Pd from teacher of English language, Mrs. Dewi Rikma from teacher of Indonesian language, and Mrs. Iis Aisyah,S.Pd  from teacher of Sudanese language. They say :
The English lesson is art, the function of art to be enjoyed.  For those who like learning English because they enjoyed it, and the English lesson is the best fenomena in the future of the world.  The first modul of study in the English lesson is the power of communication and your spirit to do it, and you must crazy.” By Mr. Ridwan Nurpalah,S.Pd (teacher of English language)
English language is the second language after Indonesian language in our country. You must study it, if you don’t understand about it. You will difficult to follow the world knowledge.” By Mrs. Dewi Rikma (teacher of Indonesian language)
Some language must have the power of communication and English language is one of some language, English language is International language and you must know to study it since from children.” By Mrs. Iis Aisyah,S.Pd (teacher of Sundanese language)
The English lesson is very very easy, you know !!  Tell me why are you say if the English lesson is so difficult  ??? May be your trouble are :
-          Not understand about your teacher’s explain
-          Lazy to listen
-          Lazy to write a note
-          Have the negative thinking about  the English lesson
Okay, and I have a opinion from my best friend about the English lesson
English is the language  of interest, and my favorite included primarily about the songs that speak English.  Let alone the song is touches my heart. So. It don’t get bored to listen and memorize it.” By Irfan Ahmad Zulfikar (the student of Junior High School 33 )
That’s good idea, I’m very keen on it, Irfan’s opinion is true.  If you still don’t understand, how to make me understand and love about the English lesson ??
I have the answer of the questions are :
-           Listening to music
Besides relaxing to music, you must be smart to take advantage of these songs, choose songs that speak English, and learn the pronunciation of music that you hear.

-          Study hard and fun
Study harder but still fun, with exchange opinion about the English with friends, studying regularly and don’t be afraid to try something new

-          Speaking
Speaking in the terms of conservation is one of the main capital in conversational English.  This is very pleasant thing you try, don’t be afraid and focus on your mind, and relax on your goal, good luck

-          Expression
Expression is matter that supports the course of communication, because the expression   is needed in the terms of communication. Example : “Mom, he is hitting me !!” with an angry expression

-          Listening
Listening is a common thing we do, like listening to music, English conversation, etc.
If you do it full of hard study and focus, you will have of a goal you wish, and you must know Mr. Ridwan’s opinion about her opinion is “you must crazy” is that you must crazy about the English language
I hope this article can help you for progress of your English, thank you very much and good luck.
            
Biodata Penulis
Nama                : Yos zania
Kelas                : 9C
Sekolah             : SMP NEGERI 33 Bandung
TTL                   : Bandung, 14 Desember 1997
Alamat             : Jl. Pagarsih, Gg Mukalmi RT 05 RW 03
No Hp               : 08987141252
e-mail              : zaniayos@yahoo.co.id
hobby               : Mendengarkan music, menulis puisi
Cita – cita         : Duta kemanusiaan, dan Ahli Bahas

Senin, 14 November 2011

Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) 

OLEH
LUDI KURNIAWAN, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 33 Bandung


uuuu
A.    JUDUL PENELITIAN 

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYIMAK PIDATO MELALUI  MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL DI KELAS 9 C SMP NEGERI 33 BANDUNG

B.    MATA PELAJARAN DAN BIDANG KAJIAN
Mata pelajaran       :  Bahasa Indonesia
Bidang Kajian        :  1. Menyimak Pidato  
                                2. Media Pembelajaran Audio Visual

C.    PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia menyatakan bahwa guru kesulitan  melatih keterampilan menyimak pidato dengan menggunakan rekaman pidato audio visual. Sebagai dampaknya hasil angket menunjukkan bahwa siswa tidak termotivasi terutama untuk pembelajaran menyimak pidato dengan menggunakan rekaman audio visual di kelas.
Suatu ciri khas dalam pendidikan “modern” saat ini, hendaknya siswa dapat berpartisipasi aktif sedemikian hingga melibatkan intelektual dan emosional siswa di dalam proses belajarnya. Dengan demikian dapat diterjemahkan bahwa dalam setiap pembelajaran bahasa Indonesia  harus diarahkan untuk pengembangan daya aktivitas siswa baik mental maupun fisik.
Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan seperangkat komputer atau laptop, dan perangkat audio visual. Arah inovasi ini adalah agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif.  Ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh (Arsyad 2002 : 9) Belajar dengan menggunakan indera ganda – pandang dan dengar akan memberikan keuntungan bagi siswa.  Siswa akan belajar lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar.
Dalam implementasinya, inovasi ini memang diterima dengan serta-merta sebagai keniscayaan perubahan. Namun demikian, inovasi ini memerlukan sarana dan prasarana serta kemampuan guru dalam menggunakan media tersebut.
Dalam silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 terdapat beberapa topik pembahasan pembelajaran menggunakan wacana rekaman televisi, namun demikian penggunaan media pembelajaran yang berhubungan dengan topik ini belum dilaksanakan secara maksimal. Siswa selama ini masih menerima pembelajaran dengan menyimak pembacaan sebuah teks pidato yang dibacakan oleh siswa atau guru  sehingga dalam pembelajaran timbul kebosanan dan ketidakmenarikan yang dirasakan oleh siswa. Hasil belajar pun belum sesuai dengan yang diharapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka solusi sebagai  upaya meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa adalah dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa berupa menyimak pidato dalam bentuk rekaman.
Berbekal pengalaman melaksanakan tugas mengajar atau KBM selama ini  peneliti merasa sangat perlu menggunakan  media pembelajaran audio visual untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya topik menyimak pidato dari televisi.   Oleh karena itu Penulis melakukan Tindakan Kelas dengan judul : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYIMAK PIDATO MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL DI KELAS 9 C SMP NEGERI 33 BANDUNG.

D.    PERUMUSAN DAN PEMECAHAN  MASALAH
1.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1.1      Apakah pembelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar menyimak pidato siswa kelas 9 C SMP Negeri 33 Bandung?
1.2      Apakah pembelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kualitas belajar menyimak pidato siswa kelas 9 C SMP Negeri 33 Bandung?

2.     Pemecahan Masalah
Untuk menyelesaikan masalah tentang rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran menyimak pidato akan dilakukan penelitian tindakan kelas melalui media pembelajaran audio visual yang merupakan salah satu inovasi pembelajaran yang diterapkan.
Deskripsi singkat pembelajaran menggunakan media pembelajaran audio visual adalah kegiatan belajar mengajar yang menggunakan media pembelajaran rekaman yang diambil dari tayangan televisi mengenai pidato sebagai bahan menyimak siswa.

E.     TUJUAN PENELITIAN
Sejalan dengan rumusan masalah penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1.     Siswa dapat menemukan hal-hal pokok dalam pidato.
2.     Siswa dapat menyimpulkan pesan pidato yang didengar.

F.     MANFAAT HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan IPTEK, khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia dijenjang SMP  antara lain :
1.    Bagi Siswa, hasil penelitian ini sangat bermanfaat dalam membantu pada proses kemampuan menyimak pidato melalui rekaman dari televisi.
2.    Bagi Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 33 Bandung, selain memberi pengalaman di dalam melakukan penelitian tindakan kelas, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan di dalam mengembangkan pembelajaran Bahasa Indonesia.
3.    Bagi Sekolah, menambah kepercaaan masyarakat terhadap sekolah karena memiliki guru yang mampu mengajar dengan menyenangkan dan mampu menggunakan berbabagai media khususnya media pembelajaran audio visual.

G.    KAJIAN PUSTAKA
1.     Pemahaman tentang Pidato
Dari Wikipedi bahasa Indonesia, ensiklopedi bebas Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi guna menyatakan pendapatnya atau guna memberikan gambaran tentang suatu hal.  Pidato biasanya dibawakan oleh satu orang lalu memberikan orasi - orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut dibincangkan. Pidato adalah salah satu teori dari pelajaran bahasa Indonesia.  Selanjutnya pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan.  Sedangkan  fungsi pidato
·         Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan
·         Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi
·         Menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu 1 orang saja yang melakukan orasi/pidato tersebut
·         mempermudah komunikasi
Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang (Keraf : 1980 : 314) 
Selanjutnya Dori Wuwur Hendrikus (1990 : 48) berpendapat bahwa pidato adalah hanya satu orang yang berbicara kepada orang lain atau kepada sekelompok orang.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan pidato merupakan kegiatan menyapaikan pesan atau berbicara tentang suatu hal kepada kelompok massa baik bersifat politis maupun berupa informasi saja.

2.     Keterampilan Menyimak Pidato
Secara garis besar keterampilan berbahasa manusia dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu : menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan penelitian Donald E. Bird aktivitas hidup manusia didominasi aktivitas menyimak (42%), sementara aktivitas berbicara (25%), aktivitas membaca (15%), aktivitas (18%). Realitas tersebut hampir sama keadaanya dengan di Indonesia (Tarigan, 1990:48). Karena itulah, kurikulum 2004 dan 2006 menitikberatkan pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia pada empat keterampilan berbahasa tersebut.
Menurut Henry Guntur Tarigan, ada beberapa teknik pembelajaran menyimak, yaitu : (a) dengar-ulang ucap, (b) dengar tulis (dikte), (c) dengar kerjakan, (d) dengar terka, (e) memperluas kalimat, (f) menemukan benda, (g) seseorang bilang, (h) bisik berantai, (i) menyelesaikan cerita, (j) identifikasi kata kunci, (k) identifikasi kalimat topik, (l) menyingkat / merangkum, (m) parafrase, dan (n) menjawab pertanyaan.
Dalam menyimak, ada empat keterampilan khusus yang dituntut, yaitu :
·    penyimak harus melibatkan diri secara total
·    penyimak harus menguasai seni mencatat dengan tepat
·    penyimak harus mencari dan menganalisis sarana penunjang
·    penyimak harus mencari pola organisasi dan struktur keseluruhan
              (Tarigan,1994:87-89).
   Untuk itu dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang dalam pelaksanaan memerlukan keterampilan khusus yang sistematis dan melibatkan keterampilan berbahasa yang lainnya seperti membaca, berbicara dan menulis.

3.     Media Pembelajaran
         Kata media berasal dari bahasa Latin sebagai bentuk jamak dari medium. Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan, yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.
                 Ada beberapa pendapat tentang definisi media pembelajaran.
·    Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
·    Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
       Kaitannya dengan audio visual sebagai media pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara dan gambar bergerak.
                             Saat ini para pengelola pendidikan semakin sadar pentingnya media yang membantu pembelajaran. Proses kesadaran ini tumbuh secara gradual. Proses perubahan dari pemanfaatan perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori serta dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan menjadi bervariatif dan secara luas. Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran semakin menuntut media yang bervariasi pula.
                             Proses belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar. AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:
·    Pesan; didalamnya mencakup kurikulum  mata pelajaran.
·    Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
·    Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).
·    Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya.
·    Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.
·    Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.
Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pembelajaran.

3.1       Kontribusi Media dalam pembelajaran
                 Sejak mulai adanya pendidikan, seseorang mengajar sudah memanfaatkan media. Namun jenis media dari waktu ke waktu terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikas (Modul Pelatihan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru SD, SMP, SMA dan SMK, Pustekom : 6 – 7). Secara umum media mempunyai kegunaan:
a.    memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b.    mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
c.    menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d.   memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
e.    memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
         Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
a.   Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b.  Pembelajaran dapat lebih menarik
c.   Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d.  Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e.   Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f.   Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
g.  Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
h.  Peran guru berubahan kearah yang positif
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.

3.2      Klasifikasi & Jenis Media
KLASIFIKASI
JENIS MEDIA
Media yang tidak diproyeksikan
Realia, model, bahan grafis, display
Media yang diproyeksikan
OHT, Slide, Opaque
Media audio
Audio K aset, Audio V ission, aktive Audio Vission
Media video
Video
Media berbasis computer
Computer A ssisted I nstructional (Pembelajaran Berbasis Komputer)
Multimedia kit
Perangkat praktikum

Dari berbagai jenis media tersebut, pada kesempatan ini khusus akan dibahas media video/televisi. Media video/televisi biasa disebut audio visual, artinya media ini merupakan gabungan antara suara dan gambar.

3.3      Karakteristik Media Video (Audio Visual)
            Sebagai sebuah media pembelajaran, video mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. (Modul Pelatihan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru SD, SMP, SMA dan SMK, Pustekom : 8) Adapun karakteristik media video, yaitu:
a.    Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
b.    Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
c.    Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
d.   Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).
3.4    Kendala-kendala Media Pembelajaran Audio Visual
a.    Media pembelajaran yang berasal dari televisi khususnya Menyimak Pidato  belum pernah ada, dan belum pernah dibuat apalagi dijual bebas; padahal topik tersebut muncul dalam silabus KTSP 2006 bahasa Indonesia SMP.
b.    Pembuatan media pembelajaran ini membutuhkan kemampuan yang kompleks dan relatif tinggi, khususnya bidang software & hardware komputer, yaitu desain grafis, pembuatan animasi, editing gambar dan suara.
c.    Pembuatan media pembelajaran harus memiliki langkah-langkah dan prosedur tertentu sehingga cukup layak dianggap sebagai media pembelajaran.
d.   Bila disampaikan hanya dengan metode pemberian tugas, siswa mengalami kesulitan menemukan stasiun televisi mana yang akan menyampaikan topik tertentu, pada hari apa dan jam berapa, karena banyak stasiun televisi.
e.    Siswa sering tidak melaporkan tugas tersebut karena dengan berbagai alasan sehingga acara  televisi tersebut terlewatkan.
f.     Pembahasan menjadi tidak efektif dan melebar karena siswa tidak memiliki referensi yang sama terhadap bahan simakan dalam acara televisi tersebut. 
g.    Penyampaian dengan metode ceramah, pembelajaran menjadi ’teacher centered’ siswa hanya medengarkan saja dan berakibat tidak menarik perhatian siswa dan membosankan.
h.    Pada saat evaluasi performansi siswa, topik menjadi melebar karena bahan simakan yang berbeda untuk setiap siswa.

4.     Motivasi Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2001, 27-28), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungannya. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri seorang siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.  Macam-macam motivasi sebagai berikut :
4.1  Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan dalam diri seseorang yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 1988). Dilihat dari segi tujuan kegiatan belajar, motivasi intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam kegiatan belajar itu sendiri.
4.2  Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis dan juga mungkin komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.  Prayitno (1989) menyatakan bahwa betapapun baiknya potensi anak yang meliputi kemampuan intelektual atau materi yang akan diajarkan dan lengkapnya sarana belajar, namun bila siswa tidak termotivasi dalam belajar, maka belajar tidak akan berlangsung secara optimal. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Motivasi sangat berhubungan erat dengan bagaimana seseorang melakukan kegiatan atau pekerjaan. Dengan demikian, makin banyak dan tepat motivasi belajar yang didapat siswa, maka aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa akan semakin tinggi sehingga pembelajaran siswa menjadi semakin berhasil.
Dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar, maka akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi tinggi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

H.    RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
1.     Subjek penelitian                     : SMP Negeri 33 Bandung Kelas IX C
2.     Waktu                                      : Minggu ke – 2 bulan Januari sampai     
                                                   dengan minggu  ke – 3 bulan Maret 2010
3.     Lama penelitian                       : Tiga bulan
4.     Tempat                                     : SMP Negeri 33 Bandung
5.     Prosedur
  Menetapkan jumlah siklus yaitu dua siklus. Siklus pertama sebanyak dua   
   kali    pertemuan, sedangkan siklus kedua satu kali pertemuan.
5.1  SIKLUS I
5.2.1 Prapenelitian
5.1.1.1  Mengumpulkan data melalui wawancara terhadap guru dan angket  untuk siswa.
5.1.1.2  Analisis data identifikasi masalah dan perancangan pemecahan     masalah.
5.2.2 Perencanaan
5.1.2.1  Menentukan Kompetensi Dasar
5.1.2.2  Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
5.1.2.3  Membuat media pembelajaran berupa rekaman pidato dari televisi dan menyiapkan sumber belajar
5.1.2.4  Mengembangkan alat  evaluasi.
5.1.2.5  Menyiapkan lembar observasi pelaksanaan tindakan
5.2.3 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan masing-masing pertemuan selama 2 x 40 menit, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
5.2.4.1  Pertemuan Pertama
a. Kegiatan  Pendahuluan
·  Mengondisikan kelas
·  Menyampaikan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran
·  Mengadakan apersepsi dan motivasi
b. Kegiatan Inti  
·  Kegiatan ini dimulai dengan meyajikan  model atau contoh pidato berupa naskah pidato.
·  Siswa menyimak  naskah pidato dengan judul  “Pidato Pada Acara Perkemahan” yang dibacakan salah seorang siswa di depan kelas. Pada kegiatan belajar mengajar ini media pembelajaran berupa naskah pidato yang dibacakan oleh siswa.
·  Siswa berdiskusi menentukan hal-hal dalam pidato dan kesimpulan isi pidato tersebut.
·  Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, ditangapi oleh kelompok lain
c. Kegiatan Penutup
·  menyimpulkan tentang menyimak pidato
·  mengadakan evaluasi
·  mengadakan refleksi
5.1.1.2  Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Pendahuluan
·  Mengondisikan kelas
·  Mengadakan apersepsi dan motivasi
b. Kegiatan inti
·  Kegiatan dimulai dengan siswa atau membaca naskah pidato sebagai bahan simakan
·  Siswa menyimak naskah pidato yang berjudul “Sambutan, Camat Pada Rapat Desa”.
·  Siswa menentukan hal-hal pidato dan kesimpulan pidato tersebut.
·  Siswa menyerahkan  hasil simakan kepada guru.
c. Kegiatan Penutup
·  Menyimpulkan hasil pembelajaran menyimak pidato.
·  Merefleksi hasil pembelajaran hari ini.
5.2.4 Pengamatan dan evaluasi
5.1.4.1  Proses pengamatan dilakukan oleh guru lain  selama  kegiatan     belajar berlangsung  dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah direncanakan
5.1.4.2  Evaluasi dilakukan dengan menggunakan format penilaian proses dan hasil.
5.2.5 Refleksi
·   Refleksi dilaksanakan untuk membahas pelaksanaan tindakan siklus satu.
·   Memperbaiki hasil tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya
·   Menyusun rencana pelaksanaan siklus II

5.2  SIKLUS II
5.2.1 Perencanaan
·   Identifikasi masalah yang direfleksi di siklus satu
·   Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
·   Penyiapan media pembelajaran dan instrumen pengamatan
5.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 40 menit  (2 jam pelajaran), dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Kegiatan pendahuluan
·   mengkondisikan kelas
·   menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
·   mengadakan apersepsi
·   mengadakan motivasi
b.Kegiatan inti
Strategi pembelajaran pada siklus kedua menggunakan media pembelajaran rekaman pidato audio visual   dengan fokus pada materi pidato yang sistematis dan sederhana
·   Siswa mengikuti stimulus dari  guru melalui pengkondisian suasana dengan dibawa ke kelas multimedia.
·   Siswa menyimak pidato dengan tema dan  pidato yang berbeda yaitu dengan judul “Visi Misi Capres Dr Susilo Bambang Yudhoyono” masing-masing selama kurang lebih 10 menit
·    Dalam waktu 5 menit siswa menuliskan hal-hal pokok berhubungan dengan pidato.
·   Dalam waktu 20 menit siswa menulis  dengan menggunakan hal pokok dalam pidato sebagai kata-kata kunci untuk menyimpulkan tentang isi pidato tersebut.
·   Siswa menyerahkan hasil simakan kepada guru.
c. Kegiatan Penutup
·   Menyimpulkan hasil belajar
·   Merefleksi pembelajaran hari itu
5.2.3 Observasi dan Evaluasi
5.2.3.1  Observasi dilakukan oleh guru lain dengan menggunakan instrumen observasi yang tersedia. Observasi   dilaksana-kan selama kegiatan belajar     mengajar berlangsung.
5.2.3.2  Evaluasi terhadap proses dilakukan oleh observer dengan menggunakan  lembar penilaian proses kegiatan belajar menulis puisi. Evaluasi hasil menggunakan lembar penilaian menyimak pidato.
5.2.4 Refleksi
Refleksi merupakan evaluasi tindakan II yang dilaksanan oleh pelaku tindakan dan observer.
5.2.4.1  Mengumpulkan data penelitian tindakan
5.2.4.2  Menyusun kesimpulan hasil tindakan II
Pada tahap refleksi pun akan diajukan beberapa pertanyaan untuk menguji keberhasilan. Misalnya,apakah proses pembelajaran menyimak pidato itu sudah menggunakan media pembelajaran audio visual? Sudah sejauh mana media pembelajaran audio visual dilakukan? Sudahkah proses pembelajaran menyimak pidato  dilakukan sesuai perencanaan dan bagaimana tingkat pencapaian hasil belajarnya

I.       JADWAL PENELITIAN
Dalam penelitian tindakan ini jadwal penelitiannya sebagai berikut:
No
Kegiatan
Bulan dan Minggu ke -
Januari
Februari
Maret
April
Mei
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
A
Tahap Persiapan


















1.  Studi Eksplorasi


















2. Identifikasi dan Rumusan Masalah


















3. Instrumen Penelitian


















B
Tahap Pelaksanaan Siklus I


















1. Perencanaan tindakan


















2.  Tindakan dan observasi   tahap I


















3. Tindakan dan observasi tahap 2


















4. Analisis dan Refleksi


















Siklus II


















1. Perencaan tindakan


















2. Tindakan dan observasi tahap I


















3. Tindakan dan observasi tahap 2


















4. Analisis dan refleksi


















C
Tahap Penyelesaian


















1. Penyusunan Draft   
    laporan


















2.     Diskusi/Seminar
    (lokal/nas)


















3.     Penulisan Artikel


















4. Laporan Akhir



















Direncanakan mulai bulan Januari 2010 hingga mingu ke 3 bulan Maret 2010
J.       BIAYA PENELITIAN
Dalam penelitian tindakan ini, jumlah dan rincian biaya yang diusulkan sebagai berikut

No
Jenis  Pengeluaran
Rincian Pengeluaran
Jumlah (Rp.)
1
Biaya Operasional
(Orang + Rp)



a. Transportasi studi awal
5 x 15.000
75.000


b. Konsumsi
5 x 15.000
75.000


 Pelaksanaan




a. Pembuatan instrument

75.000


b. Pengetikan/rental

100.000


c. Konsumsi
5 x 4 x 15.000
300.000


d. Pengumpulan data

75.000










700.000
3
Biaya Honorarium
(Paket + Rp)



a.Ketua
1 x 4 x 50.000
200.000


b. Anggota
3 x 4 x 25.000
300.000


c. Tenaga administrasi
1  x 100.000
100.000
600.000
4
Biaya Perjalanan
(Orang + Jam + Rp)



a.Transfor   ketua
1 x 4 x 20.000
100.000


b.transfor anggota
5 x 40.000
200.000





300.000
6
Biaya Diskusi/Seminar 
(orang + Rp)



a. Transportasi lokal Personalia
5 x 2 x 15.000
150.000


b.Seminar umum
4 x 12.500
50.000





200.000
7
Lain-lain
(Satuan + Rp)



a.Foto copy laporan
5 x 10.000
50.000


b. A T K

100.000


c. Dokumentasi

50.000





200.000

Jumlah Anggaran


2.000.000

Dua juta rupiah

K.    PERSONALIA PENELITIAN
Tim Peneliti dan Tugasnya
a.       Ketua
Nama                                    : Ludi Kurniawan, S.Pd
NIP                                      : 19670612199512 1 003
Pangkat / Golongan             :  Penata / III d
Unit kerja                             :  Guru SMP Negeri 33 Bandung                  
                         
b. Anggota
Nama                                    :  Andi Suanda, S.Pd
NIP                                      :  
Pangkat / Golongan             :  Pembina / IV a
Unit Kerja                            :  Guru SMP Negeri 32 Bandung

b.      Anggota
Nama                                    :  Dra Dewi Rikma Pramanik
NIP                                      :  
Pangkat / Golongan             :  Pembina / IV a
      Unit Kerja                            :  Guru SMP Negeri 32 Bandung


L.     DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hendrikus, Dori Wuwur. 1990.  Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa, H.E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya
Tarigan, Hendry Guntur. 1990. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung:
-----------. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa 
-----------, 1990. Teknik Pengajaran Keterampilan Menyimak. Bandung: Angkasa
Modul Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran,  Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Departemen Pendidikan Nasional
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). 2000. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia
Prayitno, E. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta Depdikbud
Sardiman. Arief S. Dkk. 2006. Media Pendidikan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

M.   LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.      Instrumen Penelitian
2.      Curriculum vitae peneliti dan anggota peneliti
3.      Surat Keterangan Kepala Sekolah